Saturday, November 30, 2019

Trauma Emosional dan Pengabaian di Masa Kecil Bikin Otak Tumbuh Kecil dan Buram



10 Efek Jangka Panjang dari 'Pengabaian' - gifts from the journey gifts from the journey - blogger600 × 400Search by image 10 Efek Jangka Panjang dari 'Pengabaian'
10 Efek Jangka Panjang dari ‘Pengabaian’ – gifts from the journey gifts from the journey – blogger600 × 400Search by image 10 Efek Jangka Panjang dari ‘Pengabaian’
Pemindaian menunjukkan otak dua balita yang usianya sama, 3 tahun, namun berbeda ukuran. Salah satunya yang berukuran lebih besar adalah otak anak yang sehat yang dibesarkan di lingkungan pengasuhan. Yang lain menunjukkan otak yang lebih kecil milik anak yang telah mengalami trauma emosional dan pengabaian ekstrem. Kedua gambar otak ini dibagikan oleh Profesor Bruce Perry, Kepala Psikiatri Rumah Sakit Anak Texas.
Gambar-gambar tersebut memberikan wawasan visual yang menyentuh hati tentang bagaimana masa kanak-kanak yang kasar atau terabaikan, dapat memengaruhi struktur otak anak-anak.
Profesor Bruce Perry mengatalan, pengabaian sensorik yang parah menyebabkan otak tumbuh jauh lebih kecil dan memiliki struktur jauh lebih buram. Diyakini bahwa anak yang ukuran otaknya lebih kecil, tidak memiliki pengalaman terhadap suara, bau, atau sentuhan, akibatnya akan mengalami tingkat pelecehan yang ekstrem.
Perry menulis, gambar-gambar tersebut menggambarkan dampak negatif dari kelalaian terhadap otak yang sedang berkembang. Pada CT scan di sebelah kiri adalah gambar otak dari anak berusia tiga tahun yang sehat dengan ukuran kepala rata-rata. Sedangkan yang sebelah kanan adalah otak dari anak berusia sama yang menderita pengabaian indrawi yang parah.
“Otak anak ini secara signifikan lebih kecil dari rata-rata dan memiliki ventrikel membesar dan atrofi korteks.”
Menurut NSPCC, ada lebih dari 58 ribu anak yang diidentifikasi membutuhkan perlindungan dari pelecehan di Inggris pada 2016. Di AS, laporan pelecehan anak melibatkan 7,2 juta anak-anak.
Kerusakan struktural pada otak berarti bahwa seorang anak kemungkinan akan mengalami keterlambatan perkembangan dan masalah memori.
Atrofi kortikal adalah sesuatu yang lebih sering terlihat pada orang tua dengan penyakit Alzheimer saat degenerasi berkembang. Telah diketahui dengan baik bahwa beberapa kasus penganiayaan fisik dapat menyebabkan kerusakan struktural langsung langsung ke otak anak-anak, yang menyebabkan komplikasi permanen dan bahkan kematian.
Menurut National Center on Shaken Baby Syndrome, mengguncang anak bisa menghancurkan jaringan otak dan merobek pembuluh darah. Hal ini dapat menyebabkan kejang, kehilangan kesadaran, atau bahkan kematian.
Dalam jangka panjang, getaran bisa merusak otak rapuh sehingga anak akan mengembangkan berbagai gangguan sensorik, serta ketidakmampuan kognitif, belajar, dan perilaku. Penyalahgunaan dini dapat memiliki efek jangka panjang pada perkembangan emosional anak-anak.
Dr Perry menjelaskan bahwa anak-anak yang telah mengalami kelalaian emosional bisa berjuang untuk membentuk hubungan yang sehat. Mereka mungkin berakhir dengan gangguan perlekatan, di mana mereka menjadi terlalu bergantung pada orang lain, atau mereka mungkin merasa sulit untuk mendekati orang-orang.
Otak yang terbengkalai, tumbuh dua kali lebih lambat. Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa pengasuhan anak dapat berdampak pada struktur otak mereka.
Sebuah studi oleh ilmuwan AS tahun lalu menunjukkan bahwa otak anak-anak tumbuh dua kali lipat tingkat dibanding mereka yang “terbengkalaian”. Pemindaian otak menunjukkan bahwa mengasuh memberi manfaat paling banyak pada usia di bawah enam tahun.[
Untuk menilai bagaimana mereka diasuh, ibu mereka dilacak saat mencoba melakukan tugas berat di hadapan anak mereka.
Peneliti Joan Luby, seorang psikiater anak di Universitas Washington, mengatakan, “Studi ini menunjukkan bahwa ada periode sensitif ketika otak merespons lebih banyak dukungan dari ibu.”
Penelitian lain telah menghubungkan penyalahgunaan masa kanak-kanak dengan penyakit jantung dan obesitas di kemudian hari
Profesor Perry menyimpulkan dalam makalahnya, perkembangan sistem saraf yang sehat yang memungkinkan fungsi sosial dan emosional yang optimal, bergantung pada perhatian dan pengasuhan pada masa bayi, dan kesempatan untuk membentuk dan memelihara keragaman hubungan dengan anak dan orang dewasa lainnya sepanjang masa kanak-kanak.
Meski Profesor Perry tidak mengungkapkan banyak tentang kondisi balita yang terbengkalai, dia mengatakan ada banyak faktor yang mungkin terjadi, dan nutrisi yang tidak memadai adalah salah satu aspek kunci.***

No comments:

Post a Comment